Senin, 30 April 2012

MANUSIA DAN PANDANGAN HIDUP


A.     PENGERTIAN PANDANGAN HIDUP
Setiap manusia mempunyai pandangan hidup.pandangan hidup itu bersifat kodrati. Karena itu ia menentukan masa depan seseorang. Untuk itu perlu dijelaskan pula apa arti pandangan hidup. Pandangan hidup artinya pendapat atau pertimbangan yang dijadikan pegangan, pedoman, arahan, petunjuk hidup di dunia. Pendapat atau pertimbangan itu merupakan hasil pemikiran manusia berdasarkan pengalaman sejarah menurut waktu dan tempat hidupnya.
Dengan demikian pandangan hidup itu bukanlah timbul seketika atau dalam waktu yang singkat saja, melainkan melalui proses waktu yang lama dan terus menerus, sehingga hasil pemikiran itu dapat diuji kenyataannya.Hasil pemikiran itu dapat diterima oleh akal, sehingga diakui kebenarannya. Atas dasar ini manusia menerima hasil pemikiran itu sebagai pegangan, pedoman, arahan atau petunjuk yang disebut pandangan hidup.
Pandangan hidup banyak sekali macamnya dan ragamnya. Akan tetapi pandangan hidup dapat diklasifikasikan berdasarkan asalnya, yaitu terdiri dari 3 macam :
A.       Pandangan hidup yang berasal dari agama yaitu pandangan hidup yang muntlak kebenarannya.
B.       Pandangan hidup yang berupa idelogi yang disesuaikan dengan kebudayaan dan norma yang terdapat pada negara tersebut.
C.       Pandangan hidup hasil renungan yaitu pandangan hidup yang relatif kebenarannya.

Apabila pandangan hidup itu diterima oleh sekelompok orang sebagai pendukung suatu organisasi, maka pandangan hidup itu disebut ideologi. Jika organisasi politik, ideologinya disebut ideologi politik. Jika organisasi itu negara, ideologinya disebut ideologi negara.
Pandangan hidup pada dasarnya mempunyai unsur-unsur yaitu cita-cta, kebajikan, usaha, keyakinan/kepercayaan. Keempat unsur ini merupakan suatu rangkaian kesatuan yang tidak terpisahkan. Cita-cita ialah apa yang diingkan yang mungkin dapat tercapai dengan usaha atau perjuangan. Tujuan yang hendak dicapai ialah kebajikan, yaitu segala hal yang baik yang membuat manusia makmur, bahagia, damai, tentram. Usaha atau perjuangan adalah kerja keras yang dilandasi keyakinan/kepercayaan. Keyakinan/kepercayaan diukur dengan kemampuan akal, kemampuan jasmani, dan kepercayaan kepada Tuhan.

http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/ilmu_budaya_dasar/bab8-manusia_dan_pandangan_hidup.pdf





Sebagai umat muslim, sudah sewajibnya untuk menjadikan Rasulullah SAW sebagai suri tauldan tertinggi. Berpandangan hidup sama seperti Rasulullah SAW akan mempermudah kita untuk lebih mengenal Rasulullah SAW dan mencontoh kehidupan beliau sewaktu di dunia. Beliau menjadikan pengetahuan sebagai modal untuk kehidupannya, karena tanpa pengetahuan maka sudah pasti kita akan tersesat dalam kehidupan di dunia ini. Tidak mungkin kita dapat mengenal Islam, jika kita tidak mempunya pengetahuan mengenai Islam. Kemudian beliau menjadikan ilmu sebagai senjata untuk melalui kehidupan di dunia ini. Islam lebih menyukai muslim yang pintar, karena muslim yang berilmu dan banyak pengetahuan akan lebih sulit untuk digoyahkan dari keimanannya.
Tanpa ilmu kita tidak akan tahu bagaimana cara beribadah yang benar, lalu jika tidak tahu cara beribadah yang benar, darimana kita bisa mendapatkan pahala? Maka dari itu Rasulullah juga menjadikan ilmu sebagai landasan, karena tanpa ilmu manusia hanya akan menjadi si buta yang tidak tahu mana yang benar dan mana yang salah.
Menurut pandangan saya, kehidupan duniawi ibarat kehidupan petani ketika sedang memanen ladang. Ketika padi mereka sudah menguning keemasan, mereka akan dengan giat memanen padi yang akan menjadi modal bagi kehidupan mereka keesokan harinya, semakin banyak padi yang mereka panen akan semakin terjaminnya kehidupan mereka. Bayangkan jika si petani tidak memanen padi ketika musim panen, apa yang akan terjadi? Tentu petani tersebut akan menjadi miskin, tidak punya modal untuk menanam padi pada musim tanam yang akan datang. Petani bagaikan manusia yang sedang memanen pahala di dunia ini, dan padi adalah pahala-pahala yang bisa didapatkan di dunia. Sangat merugi orang-orang yang tidak memanen sebanyak-banyaknya pahala pada “musim panen” ini, maka dari itu selagi kita masih didunia, marilah kita panen “padi” sebanyak-banyaknya untuk modal dikehidupan yang akan datang. Karena kehidupan duniawi tidaklah kekal, akan datang saatnya ketika kehidupan akan abadi, yakni di akhirat kelak.



Selasa, 17 April 2012

MANUSIA DAN KEADILAN

·        PENGERTIAN KEADILAN
Keadilan menurut Aristoteles adalah kelayakan dalam tindakan manusia. Kelayakan diartikan sebagai titik tengah diantara ke dua ujung ekstrem yang terlalu banyak dan terlalu sedikit. Kedua ujung ekstrem itu menyangkut dua orang atau benda. Bila kedua orang tersebut mempunyai kesamaan dalam ukuran yang telah ditetapkan, maka masing-masing orang harus memperoleh benda atau hasil yang sama. Kalau tidak sama, maka masing-masing orang akan menerima bagian yang tidak sama, sedangkan pelanggaran terhadap proporsi tersebut berarti ketidakadilan.
Keadilan oleh Plato diproteksikan pada diri manusia sehingga yang dikatakan adil adalah orang yang mengendalikan diri, dan perasaannya dikendalikan oleh akal.


·        KEADILAN SOSIAL
Berbicara tentang keadilan, anda tentu ingat akan dasar negara kita ialah Pancasila. Sila kelima Pancasila berbunyi “ keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”.
Bung Hatta dalam uraiannya mengenai sila “keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia” menulis sebagai berikut “keadilan sosial adalah langkah yang menentukan untuk melaksanakan Indonesia yang adil dan makmur.” Selanjutnya untuk mewujudkan keadilan sosial itu, diperinci perbuatan dan sikap yang perlu dipupuk, yakni :
1.     Perbuatan luhur yang mencerminkan sikap dan suasanan kekeluargaan dan kegotonroyongan.
2.     Sikap adil terhadap sesama, menjada keseimbangan antara hak dan kewajiban serta menghormati hak-hak orang lain.
3.     Sikap suka memberi pertolongan orang yang memerlukan.
4.     Sikap suka bekerja keras.
5.     Sikap menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat untuk mencapai kemajuan dan kesejahteraan bersama.
Keadilan dan Ketidak-adilan tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan manusia karena dalam hidupnya manusia menghadapi keadilan/ketidak-adilan setiap hari. Oleh sebab itu keadilan dan ketidak-adilan, menimbulkan daya kreativitas manusia. Banyak hasil seni lahir dari imajinasi ketidakadilan, seperti drama, puisi, novel, musik, dan lain-lain.
(Sumber :http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/ilmu_budaya_dasar/bab7-manusia_dan_keadilan.pdf)


·        ARTIKEL TERKAIT




Seorang nenek tua renta miskin yang bekerja membanting tulang untuk kehidupannya sehari-hari, harus terseret ke meja hijau hanya karena 3 biji kakao yang hanya berharga Rp 2000? Huh, sungguh ironis kasus yang menimpa nenek Minah.
          Memang perbuatan yang dilakukan nenek Minah termasuk tindakan yang melanggar hukum, karena telah mencuri 3 biji kakao. Tetapi walaupun nenek Minah bertindak salah, kasus ini semestinya tidak lah harus sampai ke meja pengadilan. Seharusnya cukup diselesaikan secara musyawarah / mediasi antara nenek Minah dengan PT RSA. Nyatanya 3 biji kakao itu sudah di kembalikan oleh nenek Minah dan nenek Minah secara langsung sudah meminta maaf kepada pihak perusahaannya.
Saya tidak mengerti, maksud dari pengadilan, dan pihak pabrik menyeret masalah ini sampai ke meja pengadilan itu untuk apa? Apakah untuk membuat rakyat miskin lebih menderita? Atau untuk memberi contoh kepada masyarakat luas kalau semua tindakan itu ada hukumnya? Kalau memang itu tujuan mereka, bagaimana dengan para koruptor yang telah mencuri uang rakyat secara milyaran bahkan triliunan, apakah mereka masuk penjara? Apakah hukum Indonesia bisa menyentuh mereka? Dimana sebenarnya letak “keadilan” di bangsa Indonesia ini? Apakah “keadilan” di Indonesia bisa dibeli dengan uang?
Inilah wajah hukum di Indonesia. Coba kita tengok kasus Bank Century, sampai sekarang kasus ini belum selesai. Padahal Bank Century telah merugikan negara sebesar 6,7 triliun, tapi kenapa penanganan kasus ini malah lebih lama dibanding dengan kasus yang bahkan tidak merugikan negara, seperti kasusnya nenek Minah? Apakah para koruptor “sangat kuat” sehingga tidak bisa disentuh oleh hukum? Nyatanya hukuman seorang koruptor yang telah mencuri uang berjuta-juta rupiah tidak lebih berat dibanding dengan seorang maling ayam.
Seakan-akan sekarang keadilan tidak memikirkan lagi yang mana yang benar dan yang mana yang salah, tetapi memihak pada mereka yang berkuasa, yang kuat dalam hal materi. Keadaan ini tidaklah benar, sudah sangat melenceng jauh dari pancasila, khususnya sila kelima yang menjunjung keadilan sosial. Dalam pancasila semua orang dipandang sederajat dimata hukum, tidak peduli kedudukannya dalam masyarakat.

Selasa, 03 April 2012

Penjual Parfum dan Pandai Besi

“Menurut anda kata-kata, berteman jangan pilih-pilih itu benar?kalau menurut saya kata-kata itu benar-benar menyesatkan, karena dalam menjalin pertemanan kita harusnya tidak berteman dengan yang buruk, masih banyakkan orang-orang yang baik diluar sana ”.

Yah kurang lebih seperti itulah kata-kata yang pernah dilontarkan salah satu rekan pada suatu kesempatan diskusi didepan kelas. Secara pribadi saya kurang setuju dengan pendapat tersebut, mengapa? Sebab hidup itu bukan hanya berlomba-lomba untuk menjadi yang terbaik, dan menjauhi yang buruk. Tetapi yang terpenting dalam kehidupan adalah menjadi pribadi yang baik dan merubah yang berperilaku buruk menjadi pribadi yang baik juga.

Dari sudut pandang saya pribadi, kebaikan dikatakan berfungsi jika kebaikan tersebut bisa merubah sesuatu yang buruk menjadi sebuah kebaikan. Dalam berteman janganlah milih-milih, berteman harus dengan siapa saja entah itu buruk ataupun baik. Ingat kebaikan tidak hanya datang dari hal-hal yang baik saja, terkadang kebaikan juga bisa datang dari hal yang buruk. Lagipula sudah menjadi kewajiban bagi yang baik untuk mengajak yang buruk agar menjadi pribadi yang baik. Sebagaimana fungsinya, kebaikan berfungsi untuk menerangi keburukan. Jikalau yang baik hanya ingin bergaul dengan yang baik dan mengesampingkan yang buruk, terus apa gunanya menjadi baik kalau tidak bisa menolong yang buruk? Masih ingatkah anda dengan pepatah :

“jika berteman dengan penjual parfum, anda akan wangi. Jika berteman dengan pandai besi, anda akan kotor dan berbau besi hangus”.

Kalau saya berada dalam keadaan seperti dalam pepatah tersebut, saya akan berteman dengan si penjual parfum sehingga saya wangi, alih-alih bisa mendapatkan sebotol parfum. Kemudian saya akan berteman dengan si pandai besi dengan membawa sebotol parfum dari si penjual parfum, sehingga saya tetap bisa berteman dan sekaligus membuat wangi si pandai besi tanpa harus memperdulikan komentar orang-orang mengenai bau besi hangus yang melekat pada saya, toh saya kan punya sebotol parfum, tinggal dipakai dan bau besi hangus tersebut akan hilang. Coba kita bayangkan kalau sebotol parfum itu adalah ilmu dan keimanan yang selama ini kita dapat dari berteman dengan orang-orang baik, lama-kelamaan si pandai besi pasti akan wangi dan tidak berbau besi hangus lagi kan? Karena setiap kita datang ketempatnya, kita selalu menyemprotkan parfum diruangan pandai besi tersebut. Nah itulah fungsinya dari berteman dengan yang baik, bukan untuk menjadi yang terbaik tetapi untuk membuat yang buruk mejadi baik.

 Dalam hidup, tidaklah cukup hanya menjadi pribadi yang terbaik bagi diri sendiri tapi haruslah menjadi pribadi yang terbaik untuk diri sendiri dan orang lain.

                “Ikut mewarnai dalam pergaulan boleh-boleh saja, selama tidak menentang dari keimanan dan masih dalam batas-batas norma, sehingga kedepannya kita tau mana yang hitam dan mana yang putih, tapi hati-hatilah agar tidak ikut terwarnai”.

Senin, 02 April 2012

MANUSIA DAN KEINDAHAN

·       PENGERTIAN KEINDAHAN
Keindahan atau keelokan merupakan sifat dan ciri dari orang, hewan, tempat, objek, atau gagasan yang memberikan pengalaman persepsi kesenangan, bermakna, atau kepuasan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, keindahan diartikan sebagai keadaan yang enak dipandang, cantik, bagus benar atau elok. Keindahan dipelajari sebagai bagian dari estetika, sosiologi, psikologi sosial, dan budaya. Sebuah "kecantikan yang ideal" adalah sebuah entitas yang dikagumi, atau memiliki fitur yang dikaitkan dengan keindahan dalam suatu budaya tertentu, untuk kesempurnaannya.
Pengalaman "keindahan" sering melibatkan penafsiran beberapa entitas yang seimbang dan selaras dengan alam, yang dapat menyebabkan perasaan daya tarik dan ketenteraman emosional. Karena ini adalah pengalaman subyektif, sering dikatakan bahwa beauty is in the eye of the beholder atau "keindahan itu berada pada mata yang melihatnya."
Dalam rangka teori umum tentang nilai The Liang Gie menjelaskan bahawa pengertian keindahan dianggap sebagai salah satu jenis nilai seperti halnya nilai moral, nilai ekonomik, nilai pendidikan, dan sebagainya. Nilai yang berhubungan dengan segala sesuatu yang mencakup dalam pengertian keindahan disebut nilai estetik. Apakah nilai estetik itu? Estetika adalah salah satu cabang filsafat. Secara sederhana,estetika adalah ilmu yang membahas keindahan, bagaimana ia terbentuk, dan bagaimana seseorang bisa merasakannya. Pembelajaran lebih lanjut mengenai estetika adalah sebuah filosofi yang mempelajarai nilai-nilai sensoris, yang kadang diangga sebagai penilaian terhadap sentimen dan rasa. Estetika merupakan cabang yang sangat dekat denga filosofi seni. Meskipun awalnya sesuatu yang indah dinilai dari aspek teknis dalam membentuk suatu karya, namun perubahan pola pikir dalam masyarakat akan turut memengaruhi penilaian terhadap keindahan. Misalnya pada masa romantisme di Perancis, keindahan berarti kemampuan menyajikan sebuah keagungan. Pada masa realisme, keindahan berarti kemampuan menyajikan sesuatu dalam keadaan apa adanya. Pada masa maraknya deStijl di Belanda, keindahan berarti kemampuan mengkomposisikan warna dan ruang dan kemampuan mengabstraksi benda.
Keindahan terdiri dari nilai ekstrinsik dan nilai intrinsik. Nilai ekstrinsik adalah sifat baik dari suatu benda sebagai alat atau sarana untuk sesuatu hal lainnya, yakni nilai yang bersifat sebagai alat atau membantu. Nilai instrinsik adalah sifatbaik dari benda yang bersangkutan, atau sebagai suatu tujuan, ataupun demi kepentingan benda itu sendiri. Contoh:
1.        Bentuk puisi yang terdiri dari bahasa, diksi, baris, sajak irama, itu disebut nilai ekstrinsik. Sedangkan pesan yang ingin disampaikan kepada pembaca melalui (alat benda) puisi itu disebut nilai intrinsik.
2.        Tarian Damarwulan-minakjinggo suatu tarian yang halus dan kasar dengan segala macam jenis pakaian dan gerak-geriknya. Tarian itu merupakan nilai ekstrensik, sedangkan pesang yang ingin disampaikan oleh tarian itu ialah kebaikan melawan kejahatn merupakan nilai intrinsik.
Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Estetika, http://id.wikipedia.org/wiki/Keindahan, http://elearning.gunadarma.ac.id (E-book IBD bab 5).


·       Artikel Terkait












                          Manusia dan keindahan tidak dapat dipisahkan. Manusia sebagai makhluk yang mempunyai akal dan pikiran, pasti akan terus mencari keindahan selama kehidupan mereka, entah itu hanya untuk kepentingan pribadi mereka ataupun untuk kepentingan bersama. Di Indonesia, kita sudah sangat dimanjakan oleh banyak keindahan alam dan budayanya. Kita tidak perlu susah-susah mencari keindahan dinegeri orang lain, karena itu bersyukurlah kita tinggal di Indonesia, surganya dunia.
 Indonesia merupakan negara yang sebagian besar merupakan air laut. Dari sabang sampai merauke kita mempunyai lebih dari 17.000 pulau. Indonesia menyandang sebagai negara dengan kepulauan terbanyak didunia. Keindahan alam bawah laut Indonesia bahkan sudah memikat hati para turis mancanegara, banyak diantara mereka yang menjadikan laut Indonesia sebagai tempat ‘Diving’ paling indah di dunia.
Alam sudah menyediakan keindahan, kebutuhan manusia akan keindahan pasti akan membawa keuntungan yang sangat besar bagi Indonesia khususnya bagi devisa negara. Sayangnya bangsa ini belum bisa dengan maksimal memanfaatkan keindahan tersebut, masih sangat banyak pantai-pantai di Indonesia yang belum terekspose, padahal keindahan pantai tersebut tidak kalah indah dibanding kuta, Bali. Kalau menurut saya pemerintah harusnya membangun infrastruktur yang dapat mempermudah turis asing ataupun lokal untuk mencapai dan menikmati keindahan tersebut. Sehingga masyarakat pinggiran pantai dapat menjadikan wisatawan sebagai sumber pengasilannya, dan otomatis akan mensejahterakan kehidupan masyarakat daerah wisata.